Sabtu, 23 September 2017

[TEENFICTION] ATHTARSIE (Part2)

baca part 1 nya dulu ya 
hope you like this 
sorry for typo.

boy= Athtar Rasya Rajendra 
girl= Jessie Sandara Mayra Fidrisya 





~~~~HAPPY READING~~~~


1 Week Later~~

Bandara Seokarno-hatta, Indonesia 4 september 2016 

Berpasang-pasang mata memberhentikan tatapannya kepada salah satu lelaki. lelaki itu tinggi, kulit putih hidung mancung, serta kacamata hitam yang melengkapinya. pakaian casual yang membalut tubuhnya yang tegap membuat dirinya biasa namun indah ketika ia yang menggunakan. 

para wanita yang tak hentinya menatap lelaki itu dengan kagum. 

lelaki itu, Athtar. ia berjalan mengabaikan tatapan-tatapan mata yang memperhatikannya. ia terus berjalan membawa koper kecilnya sambil tersenyum tipis mengingat dirinya akan bertemu dengan sang kekasih yang 3 tahun terakhir ia abaikan. Athtar tau sikapnya sudah pasti hati sang waita, Jesiie. 

ia terus berjalan menuju mobil yang dikendarai supirnya yang sudah ia suruh untuk menjemputnya. tak hanya Jessie yang ia abaikan. semua keluarganya juga. tapi ia ke Indonesia hanya untuk menemui Jessie tidak untuk keluarganya. 

sampainya Athtar di mobil, ia langsung menyuruh supirnya untuk menuju rumah Jessie. ia berharap Jessie tetap di rumah yang sama dari 3 tahun yang lalu. 

"wait for me Jessie. i will meet you and say the reason why i leaving you 3 years ago. i hope you take me back and forgive me for all my mistakes. yes, i know i was wrong and make many mistakes but i hope you to undesrstand my reason why i leaving you. " 

sepanjang perjalanan Athtar tak berhenti memohon agar ia bisa dipertemukan dan disatukan kembali pada Jessie dan Athtar berharap agar Jessie tetap mencintainya. Katakanlah ia rakus, jahat, namun itu nyatanya. 

sesampainya Athtar di kediaman Jessie. Athtar segera turun dari mobil dan bertanya pada satpam. namun nihil, Jessie belum kembali dari kegiatannya. Athtar kembali ke mobil dan melaju ke tempat-tempat yang sering dikunjungi Jessie. 

ke taman, tidak ada, kampus Jessie, juga tidak, SMA nya, juga tidak ada dan tempat-tempat lainnya tidak ada juga. sampai matahari menjelang terbenam Athtar masih terus mencari Jessie ia sempat putus asa namun ia memikirkan satu tempat terakhir dan ia berharap semoga Jessie ada di tempat yang ia maksud. 

cafe, Cafein Korsie. ya, tempat yang ia maksud adalah caffe, dulu sewaktu mereka SMA mereka sering ke cafe itu, tempat yang Jessie sangat sukai. Athtar baru mengingat caffe. ia lantas bergegas masuk kedalam caffe melihat keseluruh penjuru caffe dan matanya menempatkan ke sudut caffe. dan benar saja ada Jessie disan sedang menunduk. 

sisi lain...

Jessie bergegas keluar dari kampus nya menuju caffe yang selalu ia datangi setiap hari nya. ia selalu berharap jika di caffe itu ia dapat bertemu Athtar. Jessie selalu disana setelah pelajaran dikampusnya berakhir dan ia akan menghabiskan waktunya di caffe itu sampai matahari terbenam dan saat waktu menunjukan pukul 7 malam ia akan pulang ke rumahnya. kini Jessie tinggal sendiri bersama para pelayan dan lainnya. Jessie tak ingin ikut orangtua nya sebab ia selalu ber-feeling bahwa Athtar akan kembali. dan menemuinya. maka dari itu ia tak ingin pindah dan menetap disana.

setiap di caffe ia terus melihat kearah pintu ketika bel dipintu itu berbunyi. Jessie sempat putus asa karna tak pernah ada Athtar. namun sampai saat ini ia masih tetap mengunjungi caffe tersebut. . 

beberapa menit yang lalu, bel di caffe itu berbunyi menandakan ada pengunjung yang datang. lantas Jessie langsung menoleh dan dibuat terkejut oleh siapa yang datang. lelaki itu, Athtar. seseorang yang masih membekas di hatinya dan tak hilang bahkan sampai sekarang. Jessie langsung menundukkan kepala nya bersembunyi dari Athtar. 

ada rasa senang sekaligus sakit ketika melihat Athtar. ia sangat ingin memeluk Athar namun ia berpikir bahwa mungkin Athtar telah melupakannya. 

ia terkejut melihat ada sepasang sepatu di hadapannya Jessie lantas mendongak. dia Athtar. Athtar masih mengingatnya. Athtar langsung memeluk Jessie. Jessie hanya diam tak membalas ataupun menolak pelukannya. ia membiarkan Athtar memeluknya. setetes air mata Jessie keluar, mengalir begitu saja. begitupun dengan Athtar, Athtar juga mengeluarkan airmata. bedanya, Athtar menangis senang dan rasa bersalah. sedangkan Jessie menangis senang sekaligus sakit. 

"aku gak seharusnya kayak gini. aku harus lepasin pelukan ini dan pergi darisini. Athtar itu udah nyakitin gak boleh aku terima dia gitu aja." batin Jessie.
Jessie bingung ia harus pergi atau tetap diam disini dengan Athtar. pikirannya menyuruh untuk pergi namun hatinya tidak. ia tak bisa berbohong jika ia merindukan Athtar. 

Athtar melepas pelukannya lalu menatap Jessie. tangannya terulur ke dagu Jessie sedikit mendongak-kan kepala Jessie agar menatapnya. 

mereka bertatap lumayan lama sampai Athtar mengeluarkan suara, 

"Jessie, ada yang perlu aku sampaikan. ada yang perlu aku jelasin. aku-" ucapan Athtar terpotong karna Jessie langsung mengatakan " gada yang perlu lo jelasin. semua dah jelas" Athtar tergelak kaget mendengar yang diucapkan Jessie. setahu ia Jessie tidak pernah mengucapkan lo-gue sama dia. semarah apapun Jessie, ia takkan mengucapkan lo-gue pada Athtar. Athtar menyadarinya, ia salah dan itu membuat Jessie sangat sakit. namun Athtar datang untuk menjelaskan semuanya. 

"plis, dengerin aku dulu Jes. aku mohon." Athtar mencekal tangan Jessie ketika ia hendak berjalan meninggalkannya. "gada yang perlu di jelasin. udah malem gue harus pulang. nanti dicari nyokap" sambil melepas cekalan tangan Athtar pada tangannya. lalu melangkah pergi. namun langkahnya berhenti ketika Athtar membentaknya. "LO HARUS DENGER. LO GATAU ALASAN GUE KENAPA GUE PERGI KE KANADA lo gatau, dan lo ga bakal dicari sama nyokap lo karna lo tinggal sendiri.." sampai suara nya memelan menahan tangis. 

Jessie terkejut namun ia tetap pergi gitu aja. walau di hatinya merasa bersalah. Jessie terus berjalan mengabaikan teriakan Athtar yang memanggil namanya. bodohnya Jessie, ia lupa membawa mobilnya. berakhirlah ia di halte menunggu taksi yang bisa mengantarnya pulang. namun waktu semakin berjalan, tak ada satupun taksi yang kosong. dia hanya bisa diam duduk di halte sambil memikirkan apa yang di ucapkan Athtar.

darimana Athtar tahu kalu dia tinggal sendiri, dan apa yang ingin Athtar jelaskan. Jessie merasa dirinya bodoh. seharusmya dia mendengar alasan Athtar  terlebih dahulu. ketika dia sedang melamun, mobil juke hitam melaju kearahnya berhenti tepat di depan Jessie.

Jessie bingung, ia tak tahu apa-apa. kaca mobil belakangnya terbuka menampakkan sosok lelaki, Athtar. Athtar sedari tadi mengikuti Jessie dan memperhatikannya dari Jauh. setelah lama dan Jessie tak pulang juga, ia geram dan akhirnya memilih untuk menemuinya.

"ayok. aku anter. sekalian." singkat, jelas padat. sepertinya Athtar yang dulu telah kembali. Athtar mengucapkan tetapi wajahnya menatap lurus, tidak kearah Jessie. Jessie yang melihat itu hanya diam meratapi kesalahan yang ia buat. ia telah mengembalikan sifat Athtar yang dulu.

"kamu ngajak aku" Jessie sudah kembali. tidak temperamen seperti tadi. Athtar hanya menjawab dengan anggukan kepala. lalu Jessie ikut dengan Athtar.

sepanjang perjalan hanya helaan napas yang terdengar. keheningan dan kecanggungan mengisi nya. suasana berubah ketika Jessie mengeluarkan suara. "kamu tadi mau jelasin apa? aku akan denger kok. maaf tadi aku terbawa suasana." Athtar mengerutkan dahinya, bignung. lalu sesaat berubah menjadi datar kembali.

"besok aja. aku tunggu di cafe tadi. jam 5 sore."

"yaudah" Jessie menjawab disertai helaan napasnya.


 ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~


Keesokkannya~~

17.00 WIB 
CAFFETARIAN KORSIE 




















continue part3 
part2 nya sampai sini aja. 
makasih.



tertanda,
Sya.  















Tidak ada komentar:

Posting Komentar