baca yang sebelumnya dulu ya
thanks a lot.
hope you like this.
semoga ga makin absurd ya ini cerita^^
~~~~HAPPY READING~~~~
Kini, sesuai janji mereka yang kemarin, mereka duduk berhadapan ditempat yang dulu sering ia duduki setiap pulang sekolah. duduk disudut caffe, seperti dulu.
suasana yang ada hanya canggung. mereka sama-sama tidak berbicara. hanya ada suara pengunjung dan dentingan antara pisau/garpu dengan piring. mereka sengaja memesan makanan agar menghilangkan suasana canggung yang ada diantara mereka.
usai semuanya, kecanggungan hilang sebab suara Athtar yang memecahkan keheningan diantara mereka.
"tadinya aku mau kasih tau alasannya. tapi kemarin kamu gamau denger, jadi yauda." rasa bersalah kembali ada di benak Jessie. seharusnya dia tahu, bahwa kehidupan Athtar berbeda dengan kehidupannya.
"bukan gitu, kemaren aku kebawa suasana. maaf, seharusnya aku ngerti, tapi aku emosi. seharusnya aku tau, kalo kehidupan kamu beda,, maaf." ucap Jessie dengan suara pelan sambil menunduk. terlihat sekali bahwa ada rasa bersalah yang amat pada dirinya.
"ga, kamu ga salah. dan emang bener ya, ternyata cewe itu sama aja. keras kepala. gapernah mau denger alasan lelakinya terus." sambil menyunggingkan senyum miring. Jessie terkejut mendengar dan melihat sikap Athtar.
"OH MY GOD. gue udah bikin dia sakit banget. tapi disini, gak cuma dia yang sakit, ada gue juga yang bahkan seharusnya lebih marah sama dia. karna biar bagaimanapun yang salah ya dia,, kan dia yang ninggalin gue. aduuhhh gimana ini??" batin Jessie.
"bukan gitu. kenapa sih. kamu selalu,, dikit-dikit marah. kamu juga seharusnya ngertiin aku yang kamu tinggalin 3 tahun lamanya. kamu gatau gimana aku pas kamu ngilang gitu aja. kamu gatau! kamu juga ga mikirin perasaan aku. disini ga cuma kamu yang tersakiti. aku juga. BAHKAN AKU LEBIH TERSAKITI DIBANDING KAMU. karna disini aku yang korban KAMU NINGGALIN AKU gitu aja. trus dateng mao jelasin, akunya gamau, kamu langsung marah. cape aku, hati aku capek!" emosi Jessie yang sudah tak tertahankan meluap. ia menumpahkan semuanya.
"makanya aku mau jelasin. kamu tuh gatau apa-apa. aku tuh sayang banget sama kamu. apa kamu ga pernah nyadar berapa besar rasa sayang nya aku? sudahlah. dan kamu juga gatau berapa lama aku di sini. kamu gatau. " batin Athtar dengan semua isi hatinya, curahan hatinya.
"aku cuma seminggu disini. kamu mau tau alasannya atau engga? mau kita lanjut terus atau engga?" seketika Athtar mengatakan itu membuat Jessie bingung.
"memang kita ga putus pas kamu ninggalin aku? aku kira putus, karna aku pikir jika salah satu diantara kita pergi ninggalin, itu tandanya hubungan udah berakhir"
"kata siapa? orang gada yang bilang putus diantara kita? yauda berarti kita GA.PERNAH.PUTUS" ucap Athtar sambil menekan setiap kata terakhir.
"oh iya, kamu tadi bilang seminggu? seminggu doang? kenapa? ga betah sama aku dalam waktu lama?"
"banyak yang aku harus lakuin di kanada. atau kamu mau ikut aku ke kanada?"
"emang siapa yang udah bilang mau lanjut? udah maen ngajak aja" Jessie mengatakan itu hanya untuk sekadar gurauan saja. tidak sungguh-sungguh dari hati. Athtar yang mendengar ucapannya kaget sekaligus takut jika takdir memisahkan mereka. pasalnya, Athtar sangat mencintai Jessie.
Jessie yang melihat ekspresi Athtar langsung segera mengatakan "eeh, tenang kita lanjut kok" Athtar yang mendengar langsung diam tersenyum tipis dengan tenang. tapi ia teringat jika ia akan ke kanada dalam waktu beberapa hai lagi.
"tapi, kita gimana? aku kan mau ke kanada dalam waktu beberapa hari lagi" Jessie yang mendengar hanya tersenyum membuat Athtar kebingungan.
"aku bakal ikut kamu ke kanada kok "
"tadinya aku mau kasih tau alasannya. tapi kemarin kamu gamau denger, jadi yauda." rasa bersalah kembali ada di benak Jessie. seharusnya dia tahu, bahwa kehidupan Athtar berbeda dengan kehidupannya.
"bukan gitu, kemaren aku kebawa suasana. maaf, seharusnya aku ngerti, tapi aku emosi. seharusnya aku tau, kalo kehidupan kamu beda,, maaf." ucap Jessie dengan suara pelan sambil menunduk. terlihat sekali bahwa ada rasa bersalah yang amat pada dirinya.
"ga, kamu ga salah. dan emang bener ya, ternyata cewe itu sama aja. keras kepala. gapernah mau denger alasan lelakinya terus." sambil menyunggingkan senyum miring. Jessie terkejut mendengar dan melihat sikap Athtar.
"OH MY GOD. gue udah bikin dia sakit banget. tapi disini, gak cuma dia yang sakit, ada gue juga yang bahkan seharusnya lebih marah sama dia. karna biar bagaimanapun yang salah ya dia,, kan dia yang ninggalin gue. aduuhhh gimana ini??" batin Jessie.
"bukan gitu. kenapa sih. kamu selalu,, dikit-dikit marah. kamu juga seharusnya ngertiin aku yang kamu tinggalin 3 tahun lamanya. kamu gatau gimana aku pas kamu ngilang gitu aja. kamu gatau! kamu juga ga mikirin perasaan aku. disini ga cuma kamu yang tersakiti. aku juga. BAHKAN AKU LEBIH TERSAKITI DIBANDING KAMU. karna disini aku yang korban KAMU NINGGALIN AKU gitu aja. trus dateng mao jelasin, akunya gamau, kamu langsung marah. cape aku, hati aku capek!" emosi Jessie yang sudah tak tertahankan meluap. ia menumpahkan semuanya.
"makanya aku mau jelasin. kamu tuh gatau apa-apa. aku tuh sayang banget sama kamu. apa kamu ga pernah nyadar berapa besar rasa sayang nya aku? sudahlah. dan kamu juga gatau berapa lama aku di sini. kamu gatau. " batin Athtar dengan semua isi hatinya, curahan hatinya.
"aku cuma seminggu disini. kamu mau tau alasannya atau engga? mau kita lanjut terus atau engga?" seketika Athtar mengatakan itu membuat Jessie bingung.
"memang kita ga putus pas kamu ninggalin aku? aku kira putus, karna aku pikir jika salah satu diantara kita pergi ninggalin, itu tandanya hubungan udah berakhir"
"kata siapa? orang gada yang bilang putus diantara kita? yauda berarti kita GA.PERNAH.PUTUS" ucap Athtar sambil menekan setiap kata terakhir.
"oh iya, kamu tadi bilang seminggu? seminggu doang? kenapa? ga betah sama aku dalam waktu lama?"
"banyak yang aku harus lakuin di kanada. atau kamu mau ikut aku ke kanada?"
"emang siapa yang udah bilang mau lanjut? udah maen ngajak aja" Jessie mengatakan itu hanya untuk sekadar gurauan saja. tidak sungguh-sungguh dari hati. Athtar yang mendengar ucapannya kaget sekaligus takut jika takdir memisahkan mereka. pasalnya, Athtar sangat mencintai Jessie.
Jessie yang melihat ekspresi Athtar langsung segera mengatakan "eeh, tenang kita lanjut kok" Athtar yang mendengar langsung diam tersenyum tipis dengan tenang. tapi ia teringat jika ia akan ke kanada dalam waktu beberapa hai lagi.
"tapi, kita gimana? aku kan mau ke kanada dalam waktu beberapa hari lagi" Jessie yang mendengar hanya tersenyum membuat Athtar kebingungan.
"aku bakal ikut kamu ke kanada kok "
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
sinar matahari pagi menembus dinding kaca di kamar nya Jessie. membuatnya terbangun. Ia terbangun dan merasa dirinya sedikit berbeda. Jessie mengingat apa saja yang ia lakukan kemarin. sesaat setelahnya, Jessie tersenyum sendiri. ia senang bahwa takdir mempertemukan dirinya dengan Athtar, pria yang sangat ia sayangi, bahkan cinta.
Jessie bergegas bangun dari tempat tidurnya menuju kamar mandi. selesai ia mandi, ia dikejutkan karna saat ia turun ke ruang tamu, disana ada seseorang. laki yang ia cintai, Athtar. sedikit beruntung untuk Jessie karna ia bertemu dengan Athtar saat dirinya sudah mandi.
"kamu ngapain? ga bilang-bilang. trus kok bisa masuk aja? kan ada satpamnya."
"bisalah, orang dia tau kalo aku pacar kamu, jadi dibiarin aja." Athtar mengucap sambil tersenyum sombong.
"gayaan kamu." sambil berjalan melenggang melewati Athtar yang tengah duduk di sofa sambil menonton TV. Athtar berlaga layaknya dia sedang dirumahnya. tapi dibiarkan sama Jessie.
setelah Jessie mengambil minuman ia kembali ke arah sofa dan duduk disamping Athtar setelah memberi Athtar minuman.
"gak ngampus kamu?" kebiasaannya Athtar kembali lagi, memainkan rambutnya Jessie itulah yang paling Athtar sukai.
"engga la, minggu ini.kamu lupa?" ucap Jessie sambil menoyor kepala Athtar dengan pelan.
"songong kamu ya, maen toyor-toyor pala aku aja."
"gapapa, lagian kamu juga. masa sama hari aja lupa. gimana sih.."
"yeeeh, biarin lah." mereka tertawa-tawa bersama. dari sana bisa terlihat bahwa dunia keduanya seakan kembali seperti sedia kala. keduanya terlihat sangat bahagia satu sama lain. namun masih ada yang mengganjal dipikiran Jessie. kisah hidupnya Athtar dan alasan mengapa Athtar pergi ke kanada, dan yaa satu lagi mengapa Athtar tak menemui orangtuanya. waktu itu Athtar sempat mengatakan bahwa ia ke sini hanya untuk menemui Jessie tidak dengan yang lain, bahkan orangtuanya tidak Athtar temui.
part3 sampe sini aja ya.
makasih.
tertanda,
sya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar